Macam-macam Qira’at
Macam-macam Qira’at dipilah berdasarkan kuantitas dan kualitasnya.
a. Dari segi kuantitas
1) Qira’at sab’ah (Qira’at Tujuh)
Kata sab’ah artinya adalah imam-imam Qira’at yang tujuh. Mereka itu adalah : Abdullah bin Katsir ad-Dari (w. 120 H), Nafi bin Abdurrahman bin Abu Naim (w. 169 H), Abdullah al-Yashibi (q. 118 H), Abu ‘Amar (w. 154 H), Ya’qub (w. 205 H), Hamzah (w. 188 H), Ashim ibnu Abi al-Najub al-Asadi.
2) Qira’at Asyrah (Qira’at Sepuluh)
Yang dimaksud Qira’at sepuluh adalah Qira’at tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah tiga Qira’at sebagai berikut : Abu Ja’far. Nama lengkapnya Yazid bin al-Qa’qa al-Makhzumi al-Madani. Ya’qub (117- 205 H) lengkapnya Ya’qub bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah bin Abu Ishaq al-Hadrani, Khallaf bin Hisyam (229 H)
3) Qira’at Arba’at Asyarh (Qira’at Empat Belas)
Yang dimaksud Qira’at empat belas adalah Qira’at sepuluh sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditambah dengan empat Qira’at lagi, yakni : al-Hasan al-Bashri (110 H), Muhammad bin Abdurrahman (23 H), Yahya bin al-Mubarak al-Yazidi and-Nahwi al-Baghdadi (202 H), Abu al-Fajr Muhammad bin Ahmad asy-Syambudz (388 H).
b. Dari segi kualitas
Berdasarkan penelitian al-Jazari, berdasarkan kualitas, Qira’at dapat dikelompokkan dalam lima bagian.
1) Qira’at Mutawatir, yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari awal sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta. Umumnya, Qira’at yang ada masuk dalam bagian ini.
2) Qira’at Masyhur, yakni Qira’at yang memiliki sanad sahih dengan kaidah bahasa arab dan tulisan Mushaf utsmani. Umpamanya, Qira’at dari tujuh yang disampaikan melalui jalur berbeda-beda, sebagian perawi, misalnya meriwayatkan dari imam tujuh tersebut, sementara yang lainnya tidak, dan Qira’at semacam ini banyak digambarkan dalam kitab-kitab Qira’at.
3) Qira’at Ahad, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan Mushaf Utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki kemasyhuran dan tidak dibaca sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan.
4) Qira’at Syadz (menyimpang), yakni Qira’at yang sanadnya tidak sahih. Telah banyak kitab yang ditulis untuk jenis Qira’at ini.
5) Qira’at Maudhu’ (palsu), seperti Qira’at al-Khazzani.
6) As-Suyuthi kemudian menambah Qira’at yang Keenam, yakni Qira’at yang menyerupai hadits Mudraj (sisipan), yaitu adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran. Umpamanya Qira’at Abi Waqqash.
0 Response to "Macam-macam Qira’at"
Posting Komentar